Minggu, 16 Juni 2013

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DAN PEMBELAJARAN DI KELAS



Oleh : Abdul Latip

“Pembelajaran di kelas merupakan sarana terbaik untuk mengembangkan segala bentuk potensi siswa demi menghasilkan generasi yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan hidup di masa mendatang”

Pembelajaran di kelas tidak hanya sekedar proses transfer teori dan konsep tentang suatu ilmu dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, pembelajaran di kelas merupakan sarana untuk mengembangkan dan mengasah segala bentuk potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga harapannya akan terlahir generasi yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan hidup. Untuk mewujudkan generasi yang siap menghadapi tantangan hidup diperlukan suatu formula yang dapat memfasilitasi dan mengembangkan segala bentuk potensi siswa selama berada dalam proses pembelajaran di kelas.
            Pendidikan kecakapan hidup (life skill education) merupakan salah satu formula yang dapat diterapkan untuk memfasilitasi dan mengembangkan segala bentuk potensi siswa selama proses pembelajaran di kelas. Pendidikan kecakapan hidup merupakan bentuk pendidikan untuk meningkatkan kecakapan/kompetensi seseorang untuk mengatasi berbagai tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari. Menurut beberapa ahli disebutkan bahwa kecakapan hidup terdiri dua hal yaitu kecakapan hidup generik dan kecakapan hidup spesifik. Kecakapan hidup generik merupakan kecakapan yang bersifat umum dan berkaitan dengan kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup spesifik bersifat khusus yang berkaitan dengan pekerjaan atau kejuruan sesuai dengan kemampuan pada bidangnya.
            Untuk mewujudkan pendidikan kecakapan hidup pada proses pembelajaran di kelas diperlukan sebuah strategi dan perencanaan yang matang, pendidikan kecakapan hidup pada proses pembelajaran di kelas dapat dimulai dengan membuat strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa pada pengembangan soft skill-soft skillnya. Selama proses pembelajaran, siswa tidak hanya diberikan atau “disuapi” konsep secara terus menerus, tetapi siswa diajak berpikir untuk menemukan konsep sendiri. Selain itu, siswa harus diberikan kesempatan yang lebih besar dalam menggunakan pemikirannya untuk membuat hipotesis dan menguji hipotesis tentang suatu teori/ pengetahuan yang sedang mereka dipelajari, sehingga konsep yang ditemukan siswa benar-benar hasil dari buah pemikirannya, bukan hasil dari mendengar dari guru. Strategi pembelajaran seperti ini dapat membantu proses pendidikan kecakapan hidup yang dapat membuat siswa memiliki rasa ingin tahu tinggi, memiliki daya analisis yang tajam dan mampu merancang serta membuat strategi yang tepat untuk menguji dan menyelesaikan suatu permasalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar